Google Link

New Post










Selasa, 16 April 2013

Selamat Hari Kartini pada tanggal 21 April 2013


Wanita Indonesia harus bersyukur punya R.A Kartini karena dengan pemikiran & Usahanya wanita Indonesia bisa berdiri sejajar dengan kaum Pria tanpa Melupakan Kodratnya & menanggalkan angapan bahwa wanita harus selalu di dapur.Sekarang Wanita Indonesia Berpatisipasi di semua bidang dan 
bahkan, ada prestasi  yang melebihi  kaum Pria.Mulai 
Dari POLRI,TNI,POLITISI,PEMBALAP,GURU,ARSITEK,bahkan PRESIDEN.
sangan membanggakan.

Tapi ada juga Wanita Indonesia pada jaman sekarang yang melalukan perbuatan-perbuatan yang menodai makna hari kartini.
Banyak wanita karir pada jaman serba maju ini melalukan hal-hal yang tidak pantas,mulai dari MELUPAKAN KODRATNYA,
KORUPSI,
PORNOGRAFI,dan masih banyak lagi yang lainya.berbanding terbalik dengan maksud 
''PERINGATAN HARI KARTINI''

Hari Kartini adalah hari dimana Wanita Indoensia bangkit dari ketertingalan dan mulai mengejar masa depan dan berdiri tegak menatap tantangan yang datang.
Wanita Indonesia Membangun Indonesia di segala bidang,dengan ide-ide baru,menjadikan dirinya sebagai teladan sebagaimana yang di lakukan R.A.KARTINI. 
Wanita Indonesia Perlu usaha yang gigih untuk mencapai tujuan untuk menjadikan wanita indoenesia yang tangguh,namun jangan menyerah Seperti judul buku yang berjudul 
"HABIS GELAP TERBITLAH TERANG"

''SELAMAT HARI KARTINI 21 APRIL 2013 BUAT SEMUA WANITA INDONESIA''


SEJARAH SINGKAT R.A.KARTINI

Sejarah diperingatinya Hari Kartini pada tanggal 21 April
adalah setelah ditetapkan oleh Presiden Soekarno dengan surat Keputusan Presiden Republik Indonesia
No.108 Tahun 1964 tertanggal 2 Mei 1964 dimana Kartini ditetapkan sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional dan sekaligus menetapkan hari lahirnya yaitu tanggal 21 April diperingati setiap tahun sebagai
hari besar yang kemudian dikenal sebagai Hari Kartini.

Raden Adjeng Kartini ini berasal dari kalangan priyayi atau kelas bangsawan Jawa, putri Raden Mas Sosroningrat bupati Jepara kala itu. Kartini lahir dari keluarga ningrat Jawa. Ayahnya, R.M.A.A Sosroningrat mulanya adalah seorang wedana di Mayong. Ibunya bernama M.A. Ngasirah putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono seorang guru agama di Teluwakur, Jepara.


Kartini adalah anak ke-5 dari 11 bersaudara baik saudara kandung dan maupun saudara tiri. Dari kesemua saudara kandung Kartini merupakan anak perempuan tertua. Kartini mempunyai silsilah keturunan keluarga yang cerdas dimana  kakeknya yaitu Pangeran Ario Tjondronegoro IV diangkat menjadi bupati pada usia 25 tahun. Sedangan Kartini mempunyai kakak yang bernama Sosrokartono beliau adalah seorang yang pintar dalam bidang bahasa.

Kartini bersekolah di ELS (Europese Lagere School) sampai usia 12 tahun dan salah satu mata pelajarannya adalah bahasa Belanda. Ia mulai belajar menulis surat kepada teman-teman korespondensi yang berasal dari Belanda, diantaranya adalah Rosa Abendanon yang banyak mendukungnya melalui buku-buku, koran, dan majalah Eropa.

Kartini sangat tertarik pada kemajuan berpikir perempuan-perempuan di Eropa hingga timbul keinginannya untuk memajukan perempuan pribumi yang pada saat itu berada pada status sosial yang rendah. Surat-surat Kartini sebagai hasil korespondennya dengan beberapa rekan sahabatnya di Eropa
kemudian dijadikan sebuah buku yang berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang.

Kartini menikah dengan bupati Rembang Raden Adipati Joyodiningrat pada tanggal 12 November 1903. Suaminya mengerti keinginan Kartini oleh karenanya ia diberi kebebasan dan didukung untuk mendirikan sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang yang kini digunakan sebagai Gedung Pramuka.

Anak pertama dan sekaligus terakhirnya, RM Soesalit, lahir pada tanggal 13 September 1904. Beberapa hari setelah melahirkan, tepatnya tanggal 17 September 1904 Kartini menghembuskan nafas terakhirnya di usia yang masih terbilang muda yaitu pada usia 25 tahun. Kartini dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang, Jawa Tengah.


Tidak ada komentar: